Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CERPEN WAJAH

 

Gambar Cerpen Wajah

Sebelum Surtono jadi tokoh yang terpandang dan sekaligus menjabat sebagai anggota dewan. Ia dulunya sering main kerumah bila pagi dan sore hari bahkan sampai malam hari.waktu itu ia belum punya pekerjaan. Selain menenteng catur buntutnya iajuga sering bawa domino untuk mengajakku main bersamanya, mengisi waktu alasannya.

Tapi sekarang, ia sudah sukses. Ia bahkan lebih dikenal daripada kepala daerah di kabupaten ini.ia sering menghadiri pertemuan-pertemuan penting, yang berkelas.menjadi pembicara di tiap acara pemerintahan. Tentang politik, agama, budaya, ekonomi,sosial, kesehatan bahkan sampai pada pekerjaan kelas teripun ia sangat dikenal.

Suatu waktu, ia menghadiri acara di suatu mesjid. Ia ceramah dengan gagahnya, mengkaji ayat-ayat tuhan tentang keikhlasan bersedekah. Semua yang hadir di sana, termasuk aku merasa bangga padanya.

Di lain waktu, iapun berkomentar tentang budaya dan seni. Ia bahkan membacakan sebuah puisi nasionalismenya Chaeril Anwar, ia juga bahkan menyanyi dalam acara tersebut. Ia tampak selayaknya seorang budayawa atau seniman bahkan.

Dan kemarin, ia tampil di acara sebuah stsiun TV pemerintah. Ia berkomentar banyak tentang pandangan berpolitik sehat, politik yang baik, dan politik yang berkualitas. Tentang ekonomi yang kooperatif dan jujur.tentang kesehatan yang orientasinya menjamin sampai kesemua lapisan masyarakat.dan semualah tentang sendi-sendi relita yang di hadapi bangsa dan masyarakat sekarang ini.ia koar-koarkan, ungkapkan semua teori dan landasannya yang tampa pamrih, “ ini semua untuk rakyat “ tegasnya sambil menutup pembicaraannya tiap kali mengakhiri pidatonya.

Bagi sebagian masyarakat ada juga yang acuh padanya.yah…wajarlah, itu cukup manusiawi, bisikku dalam hati.bagiku lantaran bukan karena ia sudah tenar dan basah.aku berarti  dari masjid,manusia biasa juga.

Setelah surtono mendapatkan gelar SHnyadi salah satu perguruan yang ada di kota ini,karir hidupnya menanjak terus.seperti ia naik daun.dan itulah salah satu alasan sehingga ia cukup bisa jadi negarawan yang popular.Sejak kulia, surtono memang menjadi lebih ulet lagi, baik akademiknya maupun ekstranya.betul kata orang tua “ Rajin pangkal pandai, pandai pangkal sukses, yah begitulah kira-kira nasib mujur surtono.

Hari ini ada pengumuman melalui mikropone, bahwa bapak surtono SH selaku tamu kehormatan. Semua tamu yang hadir pada saat itu merasa senang.aku yang pagi itu baru bangun. Tiba-tiba terperangah mendengar nama Surtono akan datang di kabupaten kecil ini.setelah berbincang-bincang tentang gagasan , Surtono memberiku isyarat. Isyarat yang sering kami pakai saat SD dulu.

Di dalam kamar surtono tampak murung.mukanya yang tadi berseri-seri tiba-tiba berubah menjadi mendung.ia menutupi tiap-tiap sisi korneaku tatapanku yang sepi.dalam bisu aku berbicara dalam diriku sendiri “ Rul,kau masih kenal wajahku?”tanyanya dengan suara yang agak berat.dan aku menjawabnya dengan jawaban “ Tidak..!!”.

Iapun berkata kepadaku, “ rul, aku sekarang tak punya wajah lagi, bisakah kau perlihatkan wajahku yang dulu yang kau tahu tentang diriku, tuturnya padaku.aku terdiam, duduk di tepi ranjang bersiku yang sudah dibaluti karatan.pela-pelan aku berbisik “ kau tak akan bisa tahu lagi, sebagaiman bentuk wajahmu sebenarnya, sekalipun kau bercermin di lemari mahal.

Sesaat kemudia, ia menghampiri cermin, melihat wajahnya. Ia tersentak ketika menemukan wajahnya di cermin. Ia seakan tiad sadar dan tidak terima kenyataannya.akupun bergegas mendekatinya, berdiri tepat di belakangnya sambil memalingkan kepalanya melihat sebuah kalender bergambarkan seorang anak kecil sedang membaca Al Quran.

 

Tontn juga : 



Posting Komentar untuk "CERPEN WAJAH"