Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CERPEN AKU NISANKAN DI PANTAI DEKAT TAMAN TEMPAT PERTAMA KITA BERTEMU


 

Gambar CERPEN AKU NISANKAN DI PANTAI DEKAT TAMAN TEMPAT PERTAMA KITA BERTEMU

Matahari tidak lagi mengeluarkan baunya yang harum,perlahan dia tenggelam di bibir pantai.camar seakan tertawa mengepakkan sayap,mengitari kesenduhan suasana sepiku di penghujung hari ini.

Satu persatu kenyataan yang lalu datang mengusik heningku.menghampiri seolah seperti pacar yang berbisik tentang romansa.aku pasrah.

Lampu taman perlahan juga bersemangat mengalahkan kelam,bangku dan juga sekaleng minuman dingin mulai menggigil,memilih berdiam saja.

Kuhela nafas panjang.kututupi wajah dengan kedua tanganku.masih sepi.kenyataan yang lalu belum berceramah.hanya gemuruh suara ombak jelas menghantam pagar tanggul pantai yang juga seakan menunggu apa yang terjadi pada diriku.

Lepaskan….dan sudahlah.semua tak ada yang setia,kecuali aku.coba ingat,dia yang kau kenal lebih dari setahun,tak pernah sekalipun datang lagi menemuimi.untuk mencari tahu keadaanmu saja tidak.jangan Tanya kenapa,karena dia memang hanya sebatas hasrat.tidak seperti aku.aku setia.selalu mengunjungimu tak kala kau senang,dan juga sepi seperti ini.akulah kesetiaan itu.akulah kesejatian setia.aku  adalah kenangan “.

Suara itu pun hilang dari kepalaku.sejenak aku berpikir dalam-dalam.apakah inilah takdirku.apakah betul apa yang baru saja kau dengar.agh….tapi siapa yang berbisik tadi?.aku bingung sendiri.aku terdia kembali,terdiam seperti batu yang terkubur seabad lamanya.

Sementara itu,langit dia kepalaku mulai menyibakkan titik demi titik putih.tiang lampu taman yang bersandar di sisi bangku taman yang kududuki mulai menebarkan cahayanya.ia  bersandar seolah seorang sahabat yang siap mendengar keluh kesah yang ada di hatiku.tapi aku sadar,dia hanyalah tiang dan lampu yang tak akan bisa berbicara kepadaku.

“Coba kamu pikir,andai dulu kamu mengambil keputusan untuk meninggalkannya,maka kamu tak akan sekarat ini.ingatlah,segalanya yang dipegang suatu saat nanti akan lepas.lepas selayaknya embun yang lepas dari langit.kamu tahu itu,sejak dulu tapi kamu tak punya keberanian tuk memulainnya.dan sekarang,inilah dirimu olehnya”.

Suara itu datang lagi.begitu jelas kini aku dengarkan.tapi,aku penasaran,suara siapa tadi.aku kembali tambah terdiam membatu.seolah mencari jawaban dari teka-teki yang dikeluarkan kepalaku.

Tanpa mau aku larut dalam teka-teki itu,aku palingkan wajahku ke langit.tenang dan perlahan,wajah seseorang yang pernah kukenal tergambar satu persatu lalu hilang pun satu persatu.semua hanya sejenak.aku berhenti sejenak menatapi wajah langit.kutundukkan kepala dengan kedua tangan kubasuh kewajah.kuresapi semakin kesendirian ini.kupejamkan mata dibalik kedua tanganku,namunwajah seseorang yang sangat dan paling kukenal terbayang dengan jelas,tepat di depan mataku. Lisa,yah wajah Lisa,wajah yang selama ini telah menemaniku.seakan ia berbicara kepadaku dengan bahasa senyumnya yang lembut. dan aku mencoba membalasnya dengan kata-kata,namun lidahku tak dapat berucap satu katapun.seketika itu,aku berpikir,ia pasti kan kecewajika tak kubalas bahasa senyumnya dengan bahasaku sendiri.tapi,apa dayaku.setiap kucoba ungkapkan kata demi kata,tak satupun huruf mampu kukeluarkan dengan lidahku.aku semakin bingung dengan keadaanku sendiri.dan seketika aku pun tersentak,aku terbangun.ternyata aku sedang menghayal,dan mungkin inilah yang dikatakan sebagai lamunan oleh kebanyakan orang.tapi aku masih tak yakin jika itu semua adalah lamunan,khayalan.aku bertambah bingung dengan semua ini.aku bertanaya dalam hatiku,jika memang ini semua hanyalahlamunan,khayalan,mimpi atau palah namanya,mengapa semua itu sangat jelas terlihat.wajahnya,senyumnya,semuanya tampak jelas.

”Ketika engkau merasakan kesepian,semua akan datang satupersatu padamu,tanpa harus ada undangan akal sehatmu.dan itulah artikengerian kenangan yang tak mungkin akan pernah engakau dapatkan lagi”.

Lalu,suara itupun kembali lenyap,hilang,seperti sebelum-sebelumnya.

Aku mencoba berdiri,kutatap sekali lagi langit yang makin terpenuhi titik putih.ku coba untuk menghadirkan wajahnya kembali,namun aku tak bisa.

Tanpa berpikir panjang lagi,aku kemudian berjalan ketepi pantai.di sana aku menemukan seuntai tulisan tepat dibalik sepotong kayu besar yang telah mati dan rapuh.aku menghampiri tulisan itu,dan ketika jelas tulisan tersebut,tiba-tiba mataku mengeluarkan air mata yang tak dapat lagi kubendung denga kelopak mataku.dengan bibir gemetar dengan penuh kesunyian aku membaca tulisan tersebut, “Maafkan,Kita harus Berakhir sampai di sini,Cinta tak selamanya harus saling bersama selamanya.by Lisa”.

Setelah kubaca tulisan lisa di atas pasir itu,aku merasakan duniaku menjadi gelap,suara debur ombak seakan berkecamuk deras dalam dadaku.langit di atas kepalaku yang bertabur cahaya titik puti seakan semua lenyap tanpa bekas, semua yang kurasa sangat hampa.

Setelah beberapa lama kemudian,setelah air mataku seakan habis,setelah hatiku telah berkerut,dan setelah kehampaanku menjadi kekosongan, aku membuat nisan di atas tulisan Lisa.  Lalu aku beranjak meninggalkan tepi pantai itu dan kembali di bangku taman tepat di bawah lampu yang semakin terang.

Di bangku taman,aku terdiam,kucoba dengan penuh kesadaran,kepasrahan yang bercampur dengan kesedihan,aku mengingat sebuah kesalahan yang telah kuperbuat padanya.yah kesalahan yang kuanggap kecil dahulunya dan ternyata berakhir besar kecamuknya dalam hatiku.aku pernah menduakannya dan bukan hanya sekali.

 

 Tonton Juga:


 

Posting Komentar untuk "CERPEN AKU NISANKAN DI PANTAI DEKAT TAMAN TEMPAT PERTAMA KITA BERTEMU"